Rabu, 28 Agustus 2013

JALAN di Pulau Kijang Kec. RETEH Minta Ampun HANCURNYA

PULAU KIJANG,RIAUAKSI.com-Kondisi sejumlah jalan di Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Kabupaten Inhil (Indragiri Hilir), dalam kondisi hancur berat. Hampir tidak ada satu ruas jalan pun di kota tersebut yang terbebas dari kondisi hancur-lebur.

Pantauan Riauaksi.com di Pulau Kijang, Senin (15/7), sejumlah jalan utama di kota tersebut benar-benar dalam keadaan hancur lebur. Sejumlah kendaraan dengan berbagai jenis dan tonasenya dituntut berhati-hati karena hampir di semua badan jalan dalam kondisi berlubang, dan sebagian besar di antaranya digenangi air.

Sudirman, 57, seorang warga Pulau Kijang, mengaku kondisi seperti itu sudah sangat lama berlangsung. Ia menyebutkan, ada beberapa titik yang baru saja dilakukan perbaikan, tapi hanya bertahan beberapa bulan saja, untuk kemudian kembali ke kondisi semula. “Saya melihat hampir tidak ada perhatian Pemkab Inhil terhadap kondisi yang ada ini,” katanya. (R1)

" KALO JALAN PULAU KIJANG MAU BAGUS MASYARAKAT PULAU KIJANG HARUS BERSATU DAN JANGAN MAU DI IMING -IMINGI PADA SAAT KAMPANYE, SELESAI KAMPANYE SELESAILAH JUGA JANJI - JANJI MANIS poliTIKUS "

KERITANG, (Mizan Education) - Kede Bruuuukkkk… suara itu bak nangka jatuh dari pohonnya. Ketika segera dituruti, ternyata salah seorang pengendara sedang terjatuh dari motornya. Yach, itulah salah satu pemandangan sehari-hari di daerah lintasan jalan antara Kecamatan Keritang dan Kecamatan Reteh. Kejadian pemakai jalan yang jatuh dari motor karena kondisi jalan yang jauh dari baik bukanlah hal yang langka. Masyarakat sekitar bahkan telah memaklumi hal itu. Boleh dikatakan, tiada hari tanpa masalah di jalan lintas, sebut salah seorang warga Keritang, belum lama ini.
Dari hasil penelusuran di lapangan, ruas jalan antara Keritang dan Pulau Kijang (Reteh) memang mengalami kendala yang sangat memiriskan hati. Betapa tidak, selain kondisi tanah yang becek dan lembek, jalan pun telah hancur. Bayangkan jika anda berjalan menggunakan motor dari Kotabaru ke Pulau Kijang, tentu dapat merasakan betapa susahnya perjalanan mengikuti jalan berlubang. Selain itu, jalan yang berlubang dalam ditambal dengan susunan batang kelapa ataupun pinang. “Jika tak sigap, tak kuat dan kurang berhati-hati, pasti jatuhlah,” ujar salah seorang pengendara menuju Kotabaru, beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, jarak antara Kotabaru (Keritang) dan Pulau Kijang (Reteh) tidaklah terlalu jauh, yakni sekitar 30 km. Bayangkan, saat anda berkendara menyusuri jalan tersebut yang kiri kanan masih dihiasi nuansa alami. Perkebunan, rumah-rumah penduduk dan geliat kehidupan sehari-hari yang secara gamblang dapat dinikmati. Jika berkendara normal di jalan yang mulus, jarak segitu hanya butuh waktu tempuh setengah jam. Faktanya berkata lain, jarak tersebut akan memakan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Ada sekitar satu setengah jam waktu yang terbuang, perihal masalah tak layaknya jalan di daerah ini.

Sebagai perbandingan, Pekanbaru menuju Bangkinang dengan jarak sekitar 60 km, dapat ditempuh sekitar 1 jam kurang. Nah, efisiensi waktu tersebut sangat berpengaruh pada roda perekonomian penduduk yang saat ini memang harus berpacu dengan waktu. Tentu dapat dibandingkan dengan jarak Kotabaru-Pulau Kijang yang hanya 30 km dengan waktu tempuh 2 jam. Nah, salah satu pemicunya adalah jalan itu sendiri selaku urat nadi masyarakat. Semakin baik kondisi jalan, semakin efisien waktu tempuh masyarakat, secara tidak langsung mendukung pada perbaikan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

Menurut Manarul Anwar, tokoh pemuda Kotabaru Reteh Kecamatan Keritang, infrastruktur fisik, terutama jaringan jalan antar daerah ini, sebagai pembentuk struktur ruangan regional yang memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun sosial budaya kehidupan masyarakat.

Dikatakannya, dalam konteks ekonomi daerah itu sendiri, jalan merupakan modal sosial masyarakat untuk tumpuan perkembangan ekonomi. “Jika ruas jalan rusak dan tidak layak, pertumbuhan ekonomi yang baik itu akan sulit dicapai,” ujarnya.

Perihal ruas jalan yang rusak antara Kecamatan Keritang dan Kecamatan Reteh ini, dirinya berharap agar Pemerintah memperhatikan kondisi ini. Apalagi mengenai hal teknis pembangunan jalan yang secara umumnya dilaksanakan tiap tahun, hendaknya lebih memperhatikan aspek hasilnya untuk kepentingan masyarakat. “Perlunya kepastian pengawasan terhadap pembangunan jalan yang ada guna mendapatkan hasil yang baik,” sebutnya.

Peran serta legislatif terkait banyaknya ruas jalan yang rusak adalah sangat diperlukan. Dimana, ada tanggung jawab secara moral akan hal ini. Meskipun dana pembangunan terbatas, namun diharapkan bahwa hal itu bukanlah suatu masalah jika ada kemitraan antara Pemerintah, Swasta dan masyarakat.

Yang paling utama adalah, ruas jalan yang rusak selama ini sangat mengancam keselamatan masyarakat sekitar. Intensitas kejadian kecelakaan yang cukup tinggi di daerah ini yang merupakan dampak dari tidak layaknya jalan yang ada. Selanjutnya, efisiensi waktu tempuh yang tak mendukung, serta jalan yang bermasalah tersebut menciptakan problema tersendiri bagi pemakai jalan yang kondisinya tidak fit, papar Anwar.(markoni efendi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar